Searching...

Popular Posts

Sunday 25 November 2012

Pil Tidur Sebabkan Resiko Tingginya Kematian

15:42

Hubungan pil tidur dan kematian ini muncul dari data statistik.

Menurut penelitian di Amerika yang diterbitkan di jurnal BMJ Open, pil tidur yang biasa diresepkan ternyata terkait dengan empat kali lipat risiko kematian prematur.

Pengobatan ini juga berhubungan ketika pil tidur diberikan dengan dosis tinggi dengan 35 persen pertambahan risiko kanker ketika dikomparasi dengan mereka yang tidak menggunakan pil tidur. Namun alasannya masih belum jelas.

Kelompok dokter yang dipimpin oleh Daniel Kripke dari Scripps Clinic Viterbi Family Sleep Center di La Jolla, California, meneliti catatan medis lebih dari 10.500 orang dewasa yang tinggal di Pennsylvania yang menjalani pengobatan dengan pil tidur.

Mereka yang mengonsumsi pil tidur ini dibandingkan dengan lebih dari 23.600 mitra yang memiliki kesamaan usia, kesehatan, dan latar belakang, namun tidak mengonsumsi pil tidur.

Penelitian ini memakan waktu dua setengah tahun dan mengamati ke jenis pil-pil tidur yang paling banyak diresepkan termasuk benzodiazepines, non-benzodiazepines, barbiturate, dan oabt penenang.

Keseluruhan jumlah kematian yang terjadi selama periode ini termasuk kecil di kedua kelompok, kurang dari seribu secara total. Namun para peneliti menemukan terdapat perbedaan tajam dalam kematian.

Mereka yang mengonsumsi pil tidur antara 18 dan 132 dosis pil per tahun, 4,6 kali lebih dekat ke kematian ketimbang kelompok pembanding, Bahkan mereka yang mengonsumsi kurang dari 18 dosis selama setahun lebih dari 3,5 kali mendekati kematian.

“Secara estimasi kasar...pada 2010, pil tidur terhubung dengan 320.000 hingga 507.000 kematian di Amerika saja,” tulis penelitan itu. Detail mengenai bagaimana individu meninggal tidak diungkapkan dan peneliti menekankan bahwa mereka menemukan hubungan statistik, bukan penyebab.

Namun mereka memberi peringatan dengan memberikan banyaknya jumlah orang yang mengonsumsi obat-obatan ini. “Kami mengestimasi bahwa sekitar enam hingga sepuluh persen orang dewasa di AS menggunakan obat-obatan ini pada 2010 dan persentase mungkin lebih tinggi di sebagian Eropa,” tulisnya.

Usia rata-rata orang di penelitian ini adalah 54 tahun. Para periset mengatakan mereka mengambil faktor perhitungan yang condong ke perbandingan antara dua grup, seperti apakah individu itu merokok atau memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada.

Meski demikian, mereka tidak mampu mengambil depresi, kecemasan, atau faktor emosional lainnya ke dalam perhitungan ini, karena diagnosa tersebut dirahasiakan di bawah hukum Pennsylvania.

Riset sebelumnya tentang pil tidur telah menemukan hubungan dengan kecelakaan mobil dan kecelakaan serius lainnya, sindrom makan malam hari, regurgitasi (reflek memuntahkan) pada kerongkongan, dan penyakit pencernaan lainnya.

Sumber: Berita Satu

0 comments:

Post a Comment